Aliansi Koin

| EXPANDING BLOCKCHAIN TO NEW HORIZONS

Hong Kong Membuka Akses Pertukaran Crypto Untuk Pengguna Ritel Juni ini

Pada hari Selasa, tanggal 22 Mei lalu, Securities and Futures Commission(SFC) Hong Kong mengumumkan telah menyelesaikan peraturan untuk mengizinkan perdagangan ritel kripto(retail trading of cryptocurrencies). Dalam pengumumannya, disebutkan juga bahwa 1 Juni akan menjadi tonggak sejarah di mana kota tersebut akan menjadi hub untuk pertukaran aset digital.

 

Dalam pengumuman yang dikeluarkan oleh SFC pada tanggal 23 Mei, regulator menyatakan operator platform virtual asset trading dipersilakan untuk mengajukan lisensi, selama mereka bersedia mematuhi pedoman yang diusulkan SFC dan memiliki pemahaman menyeluruh atas risiko yang terlibat dengan transaksi tersebut. Peraturan ini akan mengizinkan exchange berlisensi untuk menjual kripto kepada investor ritel, asalkan mereka dapat memberikan kapitalisasi pasar dan likuiditas yang tinggi, sesuai hasil konsultasi yang diluncurkan Februari lalu.

 

SFC juga mengungkapkan bahwa mereka sekaligus akan mulai menerima aplikasi untuk lisensi platform crypto trading pada tanggal 1 Juni. Namun, bagi yang tidak berencana untuk mengajukan izin “harus melanjutkan penutupan bisnis mereka secara tertib di Hong Kong.” Bursa yang tidak dilisensikan oleh regulator tersebut akan dilarang menjual produk kripto ke investor ritel maupun profesional di kota setelah undang-undang anti pencucian uang yang diperbarui telah berlaku.

 

Apa yang mendorong Hong Kong untuk menjadi pusat aset virtual?

 

Setahun yang lalu, SFC membuat pengumuman untuk membuka proses perdagangan ritel kripto di Hong Kong Fintech Week. Sejak saat itu, semakin banyak orang bersemangat untuk mendorong kota ini menjadi pusat aset digital di Asia.

 

Sebab Singapura telah mengambil alih posisi Hong Kong sebagai yang terdepan di industri kripto Asia, tidak mengherankan jika Hong Kong kini berusaha keras untuk mendapatkan kembali keunggulan kompetitifnya. Dengan membuka perdagangan ritel untuk mata uang digital, mereka akan menarik lebih banyak transaksi dan dapat mendanai perusahaan-perusahaan di kota tersebut.

 

Apa yang dapat diantisipasi di bulan Juni mendatang?

 

Dengan berjalannya persiapan untuk membuka akses ritel bagi aset digital yang sifatnya tidak stabil, mereka juga berikrar untuk membuat prosedur pencegahan yang kuat untuk menghindari kehancuran seperti yang terjadi pada beberapa perusahaan crypto exchange terbesar di dunia tahun lalu. Selain dari itu, SFC juga akan menerapkan “sejumlah tindakan tegas” untuk melindungi investor ritel, termasuk tata kelola yang baik, kesesuaian selama proses orientasi, uji tuntas token yang ditingkatkan, kriteria penerimaan, dan pengungkapan yang jelas. Platform aset virtual berlisensi di Hong Kong diharapkan memenuhi berbagai persyaratan yang mencakup penyimpanan aset yang aman, pemisahan aset klien, penghindaran konflik kepentingan, dan standar keamanan dunia maya. Exchange diharapkan untuk melakukan “penilaian menyeluruh atas pemahaman investor terhadap sifat dan risiko aset virtual,” serta toleransi risiko dan menetapkan batas pengungkapan.

 

Henry Liu yang merupakan CEO dari BTSE, exchange aset digital dari Taipei, menyatakan bahwa perusahaan sedang berencana untuk melamar menjadi bursa berlisensi di Hong Kong. Dengan harapan sekuritas Hong Kong dapat membuka jalur untuk perdagangan margin dan derivatif, serta mengizinkan stablecoin untuk diperdagangkan oleh investor ritel.

 


Dengan mengizinkan perdagangan crypto kepada pengguna ritel dan memberikan lisensi kepada platform-platform yang memenuhi syarat, Hong Kong bertujuan untuk menarik lebih banyak transaksi dan memperkuat posisinya di industri ini. Melalui langkah-langkah ini juga, Hong Kong berharap dapat menjadi pusat aset digital yang dapat diandalkan dan terpercaya.